
DESAGLOBAL.ID
- PT INTI (Persero) tengah gencar menggenjot implementasi pemilihan kepala desa
(pilkades) secara elektronik di berbagai daerah. Hingga saat ini, tercatat 1000
desa yang tersebar di 23 kabupaten dan 11 provinsi telah mengimplementasikan
pilkades dengan sistem elektronik.
“Pemilihan
umum berbasis elektronik atau e-Voting ini merupakan sebuah terobosan untuk
mendukung implementasi e-Government, dan manfaatnya telah dirasakan oleh lebih
dari 1 juta penduduk desa di Indonesia,” ungkap Direktur Utama PT INTI
(Persero) Otong Iip, Kamis (17/02).
Inovasi yang
diberi tajuk e-Voting ini merupakan sistem yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan mengolah informasi digital untuk membuat, memberikan,
menghitung, hingga menayangkan perolehan suara, sekaligus memelihara dan
menghasilkan jejak audit, tanpa harus mencoblos kertas suara secara manual.
Semua proses, termasuk verifikasi pemilih, berlangsung secara elektronik
menggunakan komputer tablet layar sentuh serta perangkat validasi Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el) bernama ‘IDentik’.
Perangkat
pembaca KTP-el yang dilengkapi dengan Security Access Modul (SAM) ini
memungkinkan “IDentik” untuk mengakses data kependudukan yang tersimpan di
dalam chip contactless KTP-el, sekaligus memvalidasi identitas sang pemegang
KTP-el, sehingga verifikasi konstituen (pemilih) tak perlu lagi dengan
mencelupkan jari ke dalam tinta hitam. Hal ini sekaligus menuntaskan
permasalahan data ganda dan nomor induk kependudukan (NIK) fiktif dengan
bantuan aplikasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang menjadi bagian dari sistem
e-Voting tersebut.
Sejalan
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, PT INTI
(Persero) yang berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) pun menggelar pilot project pemanfaatan e-Voting untuk pilkades di 11
desa yang tersebar di Boyolali, Jembrana, dan Musi Rawas, pada tahun 2013.
Kesuksesan
pilot project tersebut membuat PT INTI (Persero) menggandeng anak
perusahaannya, PT INTI Konten Indonesia (INTENS), untuk memperluas implementasi
e-Voting pilkades ke berbagai daerah sebagai berikut:
Tahun 2013 : Boyolali 7 Desa, Jembrana 2 Desa,
Musi Rawas 2 Desa
Tahun 2014 :
Musi Rawas 95 Desa
Tahun 2015 : Bantaeng 9 Desa, Boalemo 30 Desa,
Banyuasin 160 Desa, Empat Lawang 101 Desa
Tahun 2016 : Bantaeng 9 Desa, Boalemo 30 Desa,
Banyuasin 160 Desa, Batang Hari 32 Desa
Tahun 2017 : Bogor 1 Desa, Agam 28 Desa, Boyolali
5 Desa, Boalemo 17 Desa, Bantaeng 25 Desa, Banyuasin 45 Desa, Mempawah 20 Desa,
Musi Rawas 16 Desa, Indragiri Hulu 1 Desa
Tahun 2018 : Bogor 1 Desa, Sidoarjo 14 Desa, Luwu
Utara 3 Desa, Oku Timur 40 Desa, Pemalang 172 Desa, Batanghari 15 Desa,
Sarolangun 39 Desa
Tahun 2019 : Agam 35 Desa, Boyolali 22 Desa,
Lumajang 2 Desa, Situbondo 5 Desa, Boalemo 17 Desa, Magetan 18 Desa, Oku Timur
8 Desa, Bantaeng 16 Desa, Indragiri Hulu 3 Desa, Toraja Utara 87 Desa
Tahun 2020 : Sidoarjo, Sleman 49 Desa, Banyuasin 80 Desa, Batanghari 60 Desa, Sarolangun 62 Desa, Musi Rawas 42 Desa
Berbekal
kompetensi dan pengalaman tersebut, lanjut Otong Iip, PT INTI (Persero)
berkeyakinan mampu menjadi mitra pemerintah dalam menyelenggarakan e-Voting
Pilkades bahkan pemilihan kepala daerah (pilkada) di masa mendatang. Apalagi,
inovasi e-Voting ini dilengkapi dengan product genuine KTP-el Reader ‘IDentik’,
hasil produksi PT INTI (Persero) dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN)
melebihi 30%. “Targetnya, cakupan pemanfaatan e-Voting ini akan diperluas untuk
pilkades di daerah lainnya pada tahun ini,” ujar Otong Iip.* (na-sumber:
bumn.go.id)