
DESAGLOBAL.ID,
Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul
Halim Iskandar menegaskan Gerakan Bangga Rupiah harus terus digaungkan di
daerah-daerah perbatasan. Pasalnya fakta menunjukan mata uang Rupiah belum
mendominasi aktifitas perdagangan diperbatasan.
“Gerakan
Bangga Rupiah harus terus digaungkan apalagi di daerah-daerah perbatasan
seperti di Perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia. Ini perlu dikembangkan
dan ini juga menjadi salah satu tugas dari Kementerian Desa PDTT untuk daerah
terluar dan terdepan," kata Abdul Halim Iskandar saat saat Penukaran Uang
yang digelar Kemendes PDTT dan BI di Taman Desa Kantor Kallibata, Senin
(25/4/2022).
Menteri
Halim mengatakan, Gerakan itu sangat bagus dan memang perlu digalakkan, namun
Ia memberikan masukan soal kata Cinta Rupiah. Ia meyakini jika semua orang
pasti cinta dengan rupiah. Oleh karena itu, ia mengajak Keluarga Besar Kemendes
untuk turut menyoalisasikan Gerakan Cinta, Bangga dan Paham Rupiah yang sedang
digemakan oleh Bank Indonesia.
"Saya
yakin semua pasti Cinta karena jika tidak cinta tidak mungkin bakal kerja keras
untuk mencarinya," tegasnya.
Gus Halim
menegaskan jika Kemendes PDTT bakal mendukungan program kampanye BI ini karena
Gerakan Cinta, Bangga dan Paham Rupiah menjadi tanggung jawab bersama sebagai
wujud kecintaan kita kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sementara
itu, Direktur Eksekutif – Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono
mengatakan, Mobil Penukaran itu dikatakannya hanya sebagian kecil dari Gerakan
Cinta, Bangga dan Paham Rupiah karena mata uang itu mewakili NKRI.
"Ada
600 titik mobil penukarang milik BI tapi ada juga sekitar 5.000 Perbankan
Indonesia lakukan penukaran rupiah jadi jangan takut tidak peroleh uang
baru," kata Erwin.
Bank
Indonesia ingin mengajak Kemendes PDTT untuk bekerjasama dalam sejumlah program
seperti langkah BI yang aktif lakukan kegiatan di wilayah Terdepan, Terluar dan
Terpencil (3T).
"Dulu
ada complain di daerah perbatasan jika uangnya jelek hingga banyak menggunakan
uang dari negeri tetangga. Kami sudah sangat aktif disana, termasuk juga di
pulau-pulau terpencil," kata Erwin.
Sebelumnya,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT) menggandeng Bank Indonesia (BI) membuka layanan penukarang uang Rupiah
dengan pecahan dari Rp20.000 hingga Rp1.000.
Gus Halim
kemudian memulai proses penukaran dengan pecahan Rp5.000 sebanyak Rp5 juta,
pecahan Rp10.000 sebanyak Rp5 Juta dan pecahan Rp20.000 sebanyak Rp10 juta,
selanjutkan diikuti oleh Sekretaris Jenderal Taufik Madjid.
Total uang yang disediakan oleh Bank Indonesia untuk Kemendes PDTT mencapai Rp1,5 Miliar.
Turut hadir
dalam acara itu adalah Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kemendes
PDTT dan pejabat di Bank Indonesia.* (na-sumber: kementerian desa PDTT)